Kemenkes Keluarkan SE Antisipasi DBD: Kenali Gejala Awal Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

bestmedia.id – Dengue atau yang dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, terutama saat musim hujan, kasus DBD kerap meningkat karena nyamuk pembawa virus berkembang biak dengan cepat di genangan air. Menyikapi peningkatan risiko penyebaran DBD, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran (SE) sebagai upaya antisipasi untuk mengendalikan dan mencegah penularan penyakit ini.

Melalui SE ini, Kemenkes mengajak masyarakat dan pihak terkait untuk lebih waspada terhadap risiko DBD dan segera mengenali gejala-gejala awal yang sering muncul. Dengan mengetahui gejala awal, masyarakat dapat segera mendapatkan perawatan medis yang tepat, sehingga risiko komplikasi yang serius dapat diminimalisir. Artikel ini akan mengulas gejala awal DBD, cara pencegahannya, serta tindakan penting yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari bahaya penyakit ini.

1. Gejala Awal DBD yang Harus Diwaspadai

DBD adalah penyakit yang sering kali menyerang tanpa peringatan yang jelas. Namun, ada beberapa gejala awal yang umum muncul dan perlu diwaspadai agar penderita bisa segera mendapatkan penanganan medis. Berikut adalah beberapa gejala awal DBD yang paling umum:

  • Demam Tinggi Mendadak: Salah satu gejala utama DBD adalah demam tinggi yang tiba-tiba, yang sering kali mencapai suhu 40°C atau lebih. Demam ini biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari dan sulit turun meskipun sudah diberikan obat penurun panas. Kondisi ini sering disebut sebagai “demam dua fase,” di mana demam dapat turun dan kemudian naik kembali.
  • Nyeri Kepala dan Nyeri di Belakang Mata: Penderita DBD umumnya mengalami nyeri kepala yang hebat, terutama di sekitar area dahi dan di belakang mata. Rasa nyeri ini dapat sangat mengganggu dan menjadi tanda bahwa virus sedang menyebar dalam tubuh.
  • Nyeri Otot dan Sendi yang Parah: Gejala lain yang khas dari DBD adalah nyeri otot dan sendi yang luar biasa, hingga membuat penderita merasa sangat lemah. Karena itu, DBD sering juga disebut sebagai “breakbone fever” atau “demam yang membuat tulang patah,” karena nyeri yang dirasakan sangat hebat.
  • Ruam Merah di Kulit: Pada beberapa kasus, penderita DBD mengalami munculnya ruam merah di kulit, yang biasanya timbul setelah beberapa hari mengalami demam. Ruam ini bisa terlihat sebagai bintik-bintik merah kecil yang menyebar di seluruh tubuh.
  • Mual dan Muntah: Mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan juga merupakan gejala yang sering dialami oleh penderita DBD, dan dapat menyebabkan dehidrasi yang membuat kondisi semakin buruk.

Mengenali gejala awal ini sangat penting, karena penderita DBD perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Jika dibiarkan, DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti DBD berat atau dengue shock syndrome yang berpotensi mengancam nyawa.

2. Surat Edaran (SE) Kemenkes: Antisipasi DBD dengan PSN 3M Plus

Dalam SE yang dikeluarkan Kemenkes, masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan DBD dengan menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pendekatan 3M Plus. Program 3M Plus merupakan cara pencegahan yang efektif dan sederhana, yang terdiri dari:

  • Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, atau tempat minum hewan, minimal seminggu sekali. Tujuan menguras adalah untuk membersihkan telur nyamuk yang mungkin sudah menempel di dinding tempat penampungan air.
  • Menutup rapat tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti drum, tempayan, atau wadah lainnya yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
  • Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air, seperti kaleng, botol bekas, dan ban bekas, untuk menghindari genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, Kemenkes juga menganjurkan untuk melakukan tindakan Plus yang mencakup penggunaan kelambu saat tidur, memakai lotion anti-nyamuk, memasang kawat kasa di ventilasi rumah, dan menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah. Kombinasi dari 3M Plus ini sangat dianjurkan karena efektif dalam mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti dan mencegah penyebaran virus dengue.

3. Upaya Pemerintah Daerah dalam Mengendalikan Kasus DBD

Selain himbauan untuk melakukan PSN 3M Plus, Kemenkes juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian kasus DBD. Pemerintah daerah diinstruksikan untuk melakukan fogging atau pengasapan di area yang ditemukan kasus DBD sebagai upaya membasmi nyamuk dewasa yang dapat menularkan virus. Fogging biasanya dilakukan di wilayah dengan tingkat kasus DBD yang tinggi, atau ketika ada laporan warga yang terinfeksi DBD.

Selain fogging, beberapa daerah juga melakukan kegiatan gotong royong pembersihan lingkungan secara rutin. Kegiatan ini melibatkan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Pembersihan ini mencakup saluran air, selokan, serta area sekitar rumah dan taman.

Program edukasi dan sosialisasi terkait bahaya DBD serta cara pencegahannya juga gencar dilakukan oleh pemerintah daerah. Tim kesehatan dari puskesmas setempat secara rutin melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan komunitas untuk memberikan informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejala DBD.

4. Apa yang Harus Dilakukan Jika Muncul Gejala DBD?

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala yang mengarah pada DBD, segera lakukan beberapa langkah berikut untuk mendapatkan penanganan yang tepat:

  • Perbanyak Minum Air Putih: Karena demam tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, sangat penting untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Minum air putih yang cukup dapat membantu menjaga kondisi tubuh selama masa awal infeksi.
  • Hindari Obat yang Mengandung Aspirin atau Ibuprofen: Obat-obatan yang mengandung aspirin atau ibuprofen dapat meningkatkan risiko perdarahan pada penderita DBD. Sebaiknya, gunakan parasetamol untuk mengurangi demam, dan konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat yang aman.
  • Konsultasi ke Fasilitas Kesehatan: Jika demam tidak kunjung turun atau gejala semakin parah, segera bawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Diagnosis dan perawatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Mencegah dan mengenali DBD sejak dini dapat sangat membantu dalam mengurangi dampak penyakit ini. Dengan mengikuti imbauan Kemenkes dan berpartisipasi aktif dalam program 3M Plus, masyarakat diharapkan dapat berperan dalam mencegah penularan virus dengue dan melindungi lingkungan mereka dari bahaya DBD.

Kesimpulan

Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kemenkes mengenai antisipasi DBD merupakan langkah preventif yang penting, mengingat kasus DBD di Indonesia cenderung meningkat saat musim hujan. Dengan mengenali gejala awal DBD dan menerapkan PSN 3M Plus, masyarakat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.

Penting bagi setiap warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan selalu waspada terhadap potensi tempat berkembang biak nyamuk. Jika Anda atau keluarga mengalami gejala yang mengarah pada DBD, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, penyebaran DBD dapat dikendalikan, dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *