bestmedia.id – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa implementasi Undang-Undang (UU) Pertahanan Negara memerlukan kolaborasi yang erat antara lembaga negara, masyarakat, dan sektor swasta. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan bahwa keberhasilan sistem pertahanan negara tidak hanya bergantung pada kekuatan militer semata, tetapi juga pada sinergi seluruh elemen bangsa, dari pemerintah pusat hingga masyarakat akar rumput.
Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, sistem pertahanan negara Indonesia berlandaskan pada prinsip kekuatan pertahanan yang dinamis dan berbasis pada potensi seluruh bangsa. Hal ini mencakup keterlibatan aktif masyarakat sipil dalam mendukung stabilitas dan ketahanan nasional. Menteri Pertahanan menjelaskan bahwa ancaman terhadap negara tidak hanya berasal dari kekuatan militer negara lain, tetapi juga bisa muncul dalam bentuk ancaman non-militer seperti bencana alam, pandemi, hingga ancaman siber yang terus berkembang.
Pentingnya kerja sama nasional ini diatur dengan baik dalam UU Pertahanan, yang menyebutkan bahwa pertahanan negara bukan hanya tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri, tetapi juga melibatkan segenap lapisan masyarakat. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan ketahanan negara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk membangun ketahanan nasional yang melibatkan seluruh unsur bangsa.
Sebagai bagian dari implementasi UU Pertahanan, pemerintah terus mendorong berbagai program untuk meningkatkan kesadaran bela negara. Salah satu program yang diperkenalkan adalah pendidikan bela negara, yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan membentuk karakter bangsa yang siap menghadapi berbagai tantangan, baik dalam aspek pertahanan fisik maupun dalam aspek non-militer. Program ini juga diharapkan dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kesatuan di antara warga negara, yang pada gilirannya dapat memperkuat daya tahan bangsa dalam menghadapi ancaman yang muncul.
Menteri Pertahanan juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi ancaman global yang semakin kompleks, Indonesia harus memiliki ketahanan yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik tetapi juga pada kemampuan teknologi dan inovasi. Oleh karena itu, sektor swasta diharapkan untuk turut berperan dalam menyediakan teknologi canggih yang dapat mendukung sistem pertahanan negara. Dalam hal ini, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi menjadi semakin penting, karena sektor-sektor tersebut dapat berkontribusi melalui riset, inovasi, dan pengembangan alutsista yang lebih modern dan efektif.
Prabowo juga menyoroti pentingnya modernisasi alutsista (alat utama sistem senjata) untuk meningkatkan daya tempur TNI. Dalam konteks ini, dia mengajak masyarakat untuk memahami bahwa pengadaan alutsista bukan hanya terkait dengan belanja negara semata, tetapi juga merupakan investasi untuk memastikan kedaulatan dan keamanan negara tetap terjaga. Modernisasi alutsista menjadi sangat vital, mengingat perkembangan teknologi militer yang pesat di tingkat global. Untuk itu, TNI harus mampu mengimbangi kemajuan tersebut agar tetap menjadi kekuatan yang dapat diandalkan.
Selain itu, Menteri Pertahanan menekankan bahwa dalam menjalankan UU Pertahanan, pemerintah juga harus terus berkoordinasi dengan lembaga legislatif dan yudikatif untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil dapat berjalan secara efisien dan efektif. Kerja sama antar lembaga negara ini sangat penting untuk mewujudkan sistem pertahanan yang komprehensif dan berbasis pada hukum yang berlaku. Dengan demikian, tidak hanya TNI, tetapi seluruh komponen bangsa dapat berperan aktif dalam mempertahankan negara.
Menteri Pertahanan juga menyoroti bahwa dalam situasi global yang penuh tantangan ini, kerja sama antar negara juga menjadi kunci penting dalam memperkuat ketahanan nasional. Indonesia harus mampu berkolaborasi dengan negara-negara sahabat, baik dalam hal pertahanan maupun ekonomi, guna menghadapi tantangan bersama. Di tingkat internasional, Indonesia harus menjaga hubungan diplomatik yang baik dan memperkuat aliansi strategis untuk memastikan kestabilan keamanan regional dan global.
Sebagai penutup, Prabowo Subianto mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami bahwa pertahanan negara adalah tanggung jawab bersama, yang membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan kerja sama yang solid, Indonesia dapat mengatasi berbagai ancaman dan mewujudkan negara yang kuat, aman, dan sejahtera. Melalui pemahaman dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat terus berdiri teguh sebagai negara yang tangguh dalam menghadapi segala tantangan global.