bestmedia.id – Carlo Ancelotti adalah salah satu pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola, tetapi narasi bahwa ia “tidak jago taktik” terus beredar di kalangan pengamat. Meski memenangkan berbagai trofi di lima liga top Eropa dan Liga Champions, kritik terhadap pendekatannya masih menjadi perdebatan. Bagaimana sebenarnya kualitas taktik Ancelotti?
Rekam Jejak yang Berkilau
Carlo Ancelotti adalah pelatih pertama yang memenangkan trofi di lima liga top Eropa: Serie A, Premier League, Bundesliga, Ligue 1, dan La Liga. Ia juga memiliki empat gelar Liga Champions, dua bersama AC Milan dan dua bersama Real Madrid.
Fakta ini menunjukkan bahwa Ancelotti adalah pelatih dengan kemampuan luar biasa. Namun, anggapan bahwa ia tidak memiliki pendekatan taktik yang kuat kerap muncul karena ia dikenal sebagai pelatih pragmatis yang menyesuaikan strategi dengan pemain yang dimiliki.
Gaya Taktik Fleksibel
Ancelotti tidak dikenal memiliki filosofi permainan spesifik seperti pelatih lain, misalnya Pep Guardiola atau Jurgen Klopp. Sebaliknya, ia lebih mengutamakan adaptasi terhadap kemampuan skuadnya. Misalnya, saat melatih AC Milan, ia memaksimalkan lini tengah yang diisi pemain seperti Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso dengan skema 4-3-2-1.
Di Real Madrid, Ancelotti mampu memanfaatkan trio Benzema, Vinicius, dan Modric untuk menciptakan permainan dinamis yang sulit diprediksi. Fleksibilitas ini memungkinkan timnya beradaptasi dengan berbagai lawan.
Kritik terhadap Pendekatan
Kritik yang sering dialamatkan kepada Ancelotti meliputi:
- Minim Inovasi: Ia dianggap tidak membawa perubahan besar dalam taktik sepak bola.
- Terlalu Mengandalkan Pemain Bintang: Prestasinya sering dikaitkan dengan keberadaan pemain-pemain kelas dunia.
- Persiapan Teknis yang Kurang Mendalam: Dalam beberapa pertandingan krusial, persiapan taktiknya dinilai kurang detail dibandingkan pelatih lain.
Namun, pendekatan humanisnya yang menekankan hubungan baik dengan pemain telah membantu menciptakan keharmonisan dalam tim.
Bukti di Lapangan
Kemenangan Real Madrid di Liga Champions 2021/2022 menjadi salah satu bukti bahwa Ancelotti memiliki kecerdasan taktik yang sering diremehkan. Dalam perjalanan menuju trofi, timnya mengalahkan PSG, Chelsea, dan Manchester City dengan comeback dramatis.
Strateginya yang mengutamakan adaptasi dan manajemen momentum menjadi kunci keberhasilan tersebut.
Kesimpulan
Bestmedia.id mencatat, kritik bahwa Ancelotti tidak jago taktik lebih merupakan kesalahpahaman. Pendekatan fleksibel dan kemampuannya memotivasi pemain adalah keunggulan yang membedakannya dari pelatih lain.
Meski bukan pelatih dengan filosofi revolusioner, Carlo Ancelotti telah membuktikan bahwa kecerdasan manajerial dan kemampuan membaca situasi adalah faktor penting dalam kesuksesan sepak bola modern. Pada akhirnya, trofi yang ia raih adalah bukti tak terbantahkan bahwa ia adalah salah satu pelatih terbaik sepanjang masa.