![](https://bestmedia.id/wp-content/uploads/2025/02/T2-134.jpg)
bestmedia.id – Daging gelonggongan kembali menjadi perbincangan hangat di Sidoarjo. Pasalnya, peredaran daging sapi gelonggongan yang telah dipompa air agar beratnya bertambah kian meresahkan masyarakat. Konsumsi daging ini sangat berisiko karena dapat mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mengenali ciri-ciri daging gelonggongan agar terhindar dari penipuan dan dampak buruknya.
Apa Itu Daging Gelonggongan?
Daging gelonggongan merujuk pada daging sapi yang ditambahkan cairan dalam jumlah besar, biasanya air, sebelum dipotong atau setelah pemotongan. Tujuan dari praktik ini adalah untuk meningkatkan berat daging secara cepat agar pedagang dapat memperoleh keuntungan lebih banyak. Daging yang mengandung air berlebihan ini tentu saja akan kehilangan kualitasnya, dan lebih cepat membusuk.
Ciri-ciri Daging Gelonggongan yang Harus Dikenali
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri utama dari daging gelonggongan yang perlu diketahui agar Anda bisa lebih waspada:
- Tekstur yang Lembek dan Tidak Kuat
Daging gelonggongan cenderung lebih lembek dan mudah remuk saat ditekan. Teksturnya sangat berbeda dengan daging sapi segar yang memiliki kekuatan dan ketahanan alami. - Keluarnya Cairan Berlebihan
Salah satu tanda paling jelas dari daging gelonggongan adalah keluarnya air dalam jumlah banyak ketika daging ditekan. Jika Anda mendapati daging yang mengeluarkan cairan berlebihan, bisa dipastikan itu adalah daging gelonggongan. - Warna Daging yang Pucat
Daging sapi segar biasanya berwarna merah cerah, sementara daging gelonggongan terlihat lebih pucat. Perbedaan warna ini terjadi karena penambahan air yang mengurangi kadar darah alami pada daging tersebut. - Tidak Memiliki Aroma Khas Daging Segar
Daging sapi segar memiliki bau khas yang segar dan sedikit amis. Daging gelonggongan cenderung tidak memiliki bau tersebut, bahkan bisa tercium aroma yang kurang sedap atau bahkan busuk. - Cepat Terkena Pembusukan
Daging yang sudah mengandung banyak air ini memiliki kelembapan tinggi, yang menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Oleh karena itu, daging gelonggongan lebih cepat rusak dan membusuk jika tidak segera dimasak.
Bahaya Mengonsumsi Daging Gelonggongan
Mengonsumsi daging gelonggongan bisa berbahaya bagi kesehatan, di antaranya:
- Penyakit Pencernaan: Daging yang terkontaminasi bakteri akibat air yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, mual, dan muntah.
- Resiko Keracunan Makanan: Kandungan bakteri patogen pada daging yang telah terkontaminasi bisa memicu keracunan makanan yang berbahaya.
- Kehilangan Nutrisi: Daging gelonggongan mengandung lebih banyak air dan lebih sedikit protein, sehingga nutrisinya jauh lebih rendah dibandingkan daging segar.
Tips Membeli Daging Berkualitas
Agar terhindar dari daging gelonggongan, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan saat membeli daging:
- Beli dari Penjual Terpercaya: Pilih pedagang atau pasar yang sudah terkenal menjual daging berkualitas dan tidak merugikan konsumen.
- Periksa Warna dan Tekstur: Pastikan daging berwarna merah segar dan teksturnya padat. Hindari membeli daging yang terlalu lembek dan pucat.
- Cium Aroma Daging: Daging sapi segar memiliki aroma khas yang menyegarkan. Jika daging berbau aneh atau tidak segar, lebih baik dihindari.
- Tes Cairan yang Keluar: Tekan daging dengan jari dan perhatikan apakah daging mengeluarkan cairan berlebihan. Jika ya, itu tandanya daging tersebut mungkin gelonggongan.
Tindakan Tegas Terhadap Penjual Daging Gelonggongan
Pihak berwajib di Sidoarjo dan daerah lainnya semakin meningkatkan pengawasan terhadap praktik penjualan daging gelonggongan. Pemerintah setempat juga telah memperingatkan para pedagang untuk menjual daging yang aman dan layak konsumsi. Jika ditemukan daging gelonggongan yang dijual, para penjual dapat dikenakan sanksi.
Dengan mengenali ciri-ciri daging gelonggongan dan memperhatikan tips membeli daging yang aman, masyarakat diharapkan dapat menghindari resiko mengonsumsi daging yang berbahaya dan tetap menjaga kesehatan.