bestmedia.id – Brexit, keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada 2020, telah membawa dampak yang luas bagi berbagai sektor ekonomi. Salah satu sektor yang paling terpengaruh oleh perubahan ini adalah ekonomi kreatif—sebuah industri yang meliputi seni, desain, film, musik, mode, periklanan, dan berbagai bentuk ekspresi budaya lainnya. Sejak referendum, para profesional di industri kreatif Inggris telah menghadapi tantangan baru yang mengancam keberlanjutan dan perkembangan sektor yang menjadi bagian integral dari identitas dan kekuatan ekonomi negara ini.
Dampak pada Perdagangan dan Mobilitas
Salah satu perubahan terbesar akibat Brexit adalah berakhirnya kebebasan bergerak antara Inggris dan Uni Eropa. Hal ini memberi dampak langsung pada mobilitas pekerja kreatif, terutama dalam hal perizinan, visa, dan birokrasi yang lebih rumit. Sebagai contoh, musisi yang sebelumnya bisa melakukan tur di Eropa tanpa halangan sekarang harus mengurus visa kerja dan izin lainnya, yang tentu saja menambah biaya dan waktu persiapan.
Industri film dan produksi juga merasa dampaknya. Inggris yang dulu menjadi pusat produksi film dan televisi Eropa, kini harus berhadapan dengan hambatan tarif, pembatasan pasokan bahan, serta kesulitan dalam memperoleh bakat dari Eropa. Untuk perusahaan produksi yang beroperasi di seluruh benua, Brexit memperumit hubungan lintas batas yang sebelumnya mudah dilakukan.
Pembiayaan dan Akses ke Dana Eropa
Sektor ekonomi kreatif Inggris, yang sering bergantung pada hibah dan dana penelitian internasional, kehilangan akses langsung ke program pendanaan besar Uni Eropa. Sebelumnya, Inggris adalah penerima dana signifikan dari program seperti Creative Europe, yang mendanai proyek-proyek film, seni, dan budaya di seluruh Eropa. Meskipun Inggris berusaha untuk menggantikan program tersebut dengan inisiatif nasional, seperti UK Global Talent Visa dan British Film Institute (BFI), banyak organisasi dan individu dalam industri ini merasa kehilangan peluang penting yang ditawarkan oleh Uni Eropa.
Beberapa perusahaan kreatif, terutama yang lebih kecil, mengalami kesulitan dalam memperoleh dana internasional yang sebelumnya lebih mudah diakses. Hal ini dapat menghambat inovasi, pengembangan, dan kolaborasi internasional yang menjadi ciri khas sektor kreatif.
Ketidakpastian Ekonomi dan Dampaknya pada Konsumsi Budaya
Ekonomi yang lebih tidak stabil pasca-Brexit turut memengaruhi pola konsumsi budaya. Dengan inflasi yang lebih tinggi dan ketidakpastian pasar, banyak konsumen dan perusahaan mengurangi pengeluaran mereka untuk kegiatan budaya dan hiburan. Ini memberi tekanan pada industri kreatif, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada penjualan tiket langsung, seperti teater, konser, dan pameran seni.
Di sisi lain, beberapa sektor, seperti e-sports dan digital content creation, justru mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, karena sektor-sektor ini lebih sedikit dipengaruhi oleh perubahan tarif dan batasan perdagangan.
Tantangan dan Peluang Baru: Kreativitas sebagai Katalisator
Meski Brexit menimbulkan tantangan besar, sektor ekonomi kreatif Inggris juga berusaha mencari peluang baru di luar Eropa. Beberapa perusahaan kreatif Inggris telah mulai memperluas jangkauan mereka ke pasar-pasar baru seperti Amerika Serikat, Asia, dan negara-negara berkembang lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih cepat. Pasar-pasar ini sering kali lebih terbuka terhadap budaya populer dan produk kreatif dari Inggris.
Selain itu, Brexit juga memaksa banyak pelaku industri kreatif untuk lebih mengandalkan inovasi digital dan kolaborasi jarak jauh. Banyak artis, desainer, dan produser yang memanfaatkan teknologi untuk berkolaborasi dengan rekan internasional, meski terpisah jarak geografis. Platform streaming musik, film, dan seni digital yang semakin populer juga memungkinkan industri kreatif untuk berkembang lebih fleksibel, meskipun terhambat oleh kendala fisik.
Perubahan Peran Inggris di Dunia Seni dan Budaya
Brexit memunculkan pertanyaan tentang peran Inggris dalam kancah seni global. Sebelumnya, Inggris dipandang sebagai pusat budaya dunia, terutama dalam industri musik, film, dan seni visual. Namun, dengan keluarnya dari Uni Eropa, banyak pihak yang meragukan apakah Inggris akan tetap menjadi pemain utama atau akan tergeser oleh kota-kota besar Eropa lainnya seperti Paris, Berlin, dan Barcelona, yang kini semakin menunjukkan ambisi mereka sebagai pusat kreativitas.
Meski begitu, Inggris masih memiliki kekayaan budaya yang tak terbantahkan, dan banyak organisasi di sektor kreatif yang terus berinovasi dan beradaptasi. London, misalnya, tetap menjadi pusat mode, seni kontemporer, dan inovasi desain, meskipun tantangan yang dihadapi semakin besar.
Menatap Masa Depan: Adaptasi dan Inovasi
Industri kreatif Inggris, meskipun terpengaruh oleh Brexit, tetap menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Ke depannya, sektor ini kemungkinan akan terus beradaptasi dengan realitas baru yang ada. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, kreativitas tetap menjadi kekuatan utama yang bisa membawa industri ini untuk bangkit kembali.
Pemerintah Inggris, bersama dengan organisasi industri, perlu lebih fokus untuk menciptakan kebijakan yang mendukung para profesional kreatif—terutama dalam hal pembiayaan, pelatihan, dan dukungan untuk ekspor kreatif. Selain itu, kolaborasi internasional, baik dalam bentuk proyek-proyek bersama maupun platform digital, dapat membuka jalan bagi perkembangan lebih lanjut sektor ini.
Secara keseluruhan, Brexit telah memunculkan tantangan baru bagi ekonomi kreatif Inggris, namun di balik tantangan tersebut, ada peluang besar untuk inovasi dan ekspansi ke pasar global yang lebih luas. Untuk terus menjadi pusat kreativitas dunia, Inggris harus tetap beradaptasi dan mendukung industri kreatif dalam menghadapi era baru pasca-Brexit.