Demo Tolak PPN 12%: BEM SI Bersiap Suarakan Aksi Penolakan di Pekan Ini

Pendahuluan: Aksi Protes Mahasiswa Terhadap PPN 12%

bestmedia.id – Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mengalami kenaikan menjadi 12% mulai diberlakukan di Indonesia baru-baru ini, memicu berbagai reaksi dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satu kelompok yang paling vokal dalam menanggapi kebijakan ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Dalam beberapa hari ke depan, BEM SI berencana untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran guna menuntut pembatalan atau penundaan penerapan PPN 12%. Lalu, apa yang menjadi alasan di balik protes mahasiswa ini, dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian dan kebijakan pajak di Indonesia?

Alasan di Balik Penolakan PPN 12%

Penerapan PPN sebesar 12% yang diterapkan oleh pemerintah menjadi topik panas yang diperbincangkan di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa. BEM SI menyatakan bahwa kenaikan tarif PPN ini sangat memberatkan masyarakat, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa yang sudah cukup kesulitan dengan biaya hidup yang tinggi. Berikut beberapa alasan mengapa mahasiswa menolak kenaikan PPN ini:

  1. Beban Ekonomi yang Semakin Berat
    Dengan tarif PPN yang lebih tinggi, masyarakat akan semakin terbebani dengan harga barang dan jasa yang terus meningkat. Bagi mahasiswa yang sudah bergantung pada anggaran terbatas, kenaikan ini jelas akan menambah beban ekonomi mereka. Mereka menilai bahwa kebijakan ini hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yang sudah mapan, sementara masyarakat bawah semakin kesulitan.
  2. Dampak Terhadap Kebutuhan Pokok
    Penerapan PPN 12% juga berpotensi meningkatkan harga barang-barang kebutuhan pokok, yang tentu saja akan sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Mahasiswa, sebagai salah satu kelompok yang memiliki anggaran terbatas, merasa bahwa kebijakan ini hanya akan memperburuk daya beli mereka. Hal ini tentu berisiko memperburuk ketimpangan ekonomi di Indonesia.
  3. Kekhawatiran terhadap Ketidakadilan Sosial
    Mahasiswa juga khawatir bahwa kenaikan PPN ini akan semakin memperburuk ketidakadilan sosial di Indonesia. Mereka berpendapat bahwa kebijakan ini lebih menguntungkan pengusaha besar, sementara masyarakat miskin dan menengah akan semakin terhimpit. BEM SI menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan rakyat kecil dan mengutamakan keadilan sosial dalam setiap kebijakan yang diambil.

Rencana Aksi Demo BEM SI

Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan PPN 12%, BEM SI berencana untuk menggelar aksi demo besar-besaran dalam beberapa hari mendatang. Demo ini akan melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang akan berkumpul untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan tersebut.

Aksi demo ini diharapkan dapat menarik perhatian pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut dan mendengarkan aspirasi dari kalangan mahasiswa. BEM SI juga berencana untuk menyampaikan sejumlah tuntutan, termasuk penundaan penerapan PPN 12%, kajian ulang terhadap kebijakan ini, serta solusi yang lebih berpihak kepada rakyat kecil.

Dampak Terhadap Perekonomian dan Pemerintah

Meskipun demo yang digelar oleh BEM SI bertujuan untuk menekan pemerintah agar meninjau ulang kebijakan PPN 12%, penting untuk memahami bahwa kebijakan ini juga memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait dampak PPN 12%:

  1. Pendapatan Negara
    Kenaikan tarif PPN diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan dan kebutuhan sosial. Pemerintah berpendapat bahwa kebijakan ini diperlukan untuk menanggulangi defisit anggaran negara dan memperbaiki keseimbangan fiskal.
  2. Dampak pada Sektor Usaha
    Di sisi lain, kenaikan PPN ini juga dapat mempengaruhi sektor usaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Dengan kenaikan tarif PPN, harga barang dan jasa yang dijual oleh UKM dapat menjadi lebih mahal, yang berisiko menurunkan daya beli konsumen. Hal ini tentu akan berdampak negatif pada kelangsungan usaha mereka.
  3. Peningkatan Inflasi
    Penerapan PPN 12% berpotensi menyebabkan inflasi yang lebih tinggi, yang akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Harga barang-barang yang dikenakan pajak lebih tinggi akan membuat masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari. Jika tidak dikelola dengan baik, inflasi yang tinggi dapat merugikan ekonomi secara keseluruhan.

Tindakan Pemerintah dan Respons Masyarakat

Pemerintah telah menegaskan bahwa kebijakan PPN 12% ini diterapkan untuk mendukung perekonomian negara dan memberikan dampak positif jangka panjang. Namun, respon dari masyarakat, terutama mahasiswa, menunjukkan bahwa kebijakan ini perlu dievaluasi lebih mendalam agar tidak memberatkan rakyat kecil.

Pemerintah diharapkan dapat melakukan dialog terbuka dengan pihak-pihak yang terdampak, termasuk mahasiswa, untuk mencari solusi yang adil dan merata. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa penerapan kebijakan pajak ini tidak menyebabkan ketimpangan sosial yang semakin lebar.

Kesimpulan: Menghadapi Ketegangan dengan Dialog

Kenaikan tarif PPN 12% memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Demo yang akan digelar oleh BEM SI menjadi salah satu bentuk protes terhadap kebijakan tersebut. Namun, penting bagi pemerintah untuk tetap membuka ruang dialog dengan semua pihak agar kebijakan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Penerapan PPN 12% harus dilihat sebagai bagian dari kebijakan yang lebih besar untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan, namun tetap harus mempertimbangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *