bestmedia.id – Indonesia tengah mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2031, namun Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, meminta agar masyarakat tidak terlalu euforia terlebih dahulu. Walaupun niat untuk menjadi tuan rumah sudah disampaikan, Erick mengingatkan pentingnya persiapan yang matang dan realistis dalam menghadapi proses “bidding” yang cukup panjang dan kompetitif.
Persiapan Matang Menjadi Kunci
Erick Thohir menegaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2031, hal tersebut membutuhkan persiapan yang serius. Tidak hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga soal kesiapan pengelolaan acara dan berbagai aspek lainnya yang menjadi syarat dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Indonesia perlu memastikan bahwa segala persiapan dilakukan dengan baik agar tidak ada hambatan yang muncul di kemudian hari.
Erick berharap agar masyarakat dapat memahami proses panjang ini dan tidak terjebak dalam euforia semata. Menurutnya, meski Indonesia ingin menjadi tuan rumah, harus ada kesiapan dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan bahwa Indonesia siap dalam hal teknis dan logistik.
Proses Bidding yang Ketat dan Kompetitif
Proses “bidding” untuk Piala Asia 2031 tidaklah mudah. Erick menyampaikan bahwa banyak negara lain yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah, sehingga Indonesia harus memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan oleh AFC. Ini termasuk aspek teknis, administrasi, serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara sebesar Piala Asia.
Erick menambahkan bahwa meskipun Indonesia memiliki peluang, mereka harus lebih fokus pada persiapan yang konkrit, tidak hanya sekadar ambisi. Masyarakat, meskipun sangat mendukung, perlu memahami bahwa segala sesuatunya harus dilakukan secara terencana dan terstruktur.
Meningkatkan Kualitas Sepak Bola Nasional
Pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Asia 2031 bukan hanya bertujuan untuk menggelar turnamen besar, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas sepak bola di dalam negeri. Erick menegaskan bahwa kesempatan menjadi tuan rumah bisa digunakan untuk memperbaiki infrastruktur sepak bola, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan pemain muda di Indonesia.
Selain itu, acara besar ini bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional, baik dari segi budaya maupun kemajuan sepak bola. Namun, itu semua harus diiringi dengan upaya yang nyata dalam membangun kualitas sepak bola Indonesia, tidak hanya sebatas pembangunan stadion, tetapi juga dalam hal pembinaan pemain dan peningkatan fasilitas.
Mengelola Harapan Publik
Erick juga meminta agar masyarakat tidak terlalu terburu-buru dalam merayakan peluang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2031. Meski antusiasme publik tinggi, ia mengingatkan bahwa proses seleksi masih panjang, dan banyak faktor yang harus dipenuhi agar Indonesia dapat lolos. Oleh karena itu, ia berharap agar semua pihak tetap realistis dalam mengelola harapan, sembari terus bekerja keras agar Indonesia memenuhi semua kriteria yang ditetapkan AFC.
Kesimpulan
Erick Thohir meminta masyarakat untuk tidak terlalu euforia dalam merespons peluang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2031. Proses “bidding” masih panjang dan penuh tantangan. Persiapan yang matang, baik dalam hal infrastruktur maupun pengelolaan acara, adalah kunci utama untuk memenangkan “bidding” ini. Dengan demikian, Piala Asia 2031 dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional, sekaligus memperkenalkan Indonesia di kancah internasional.