bestmedia.id – Bandara Komodo Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur terpaksa ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi beberapa hari lalu. Erupsi tersebut memuntahkan abu vulkanik yang cukup tebal, menyebabkan gangguan signifikan terhadap operasional penerbangan dan aktivitas pariwisata di kawasan tersebut.
Pihak otoritas penerbangan segera mengeluarkan keputusan untuk menutup bandara setelah mengidentifikasi dampak abu vulkanik yang mempengaruhi jarak pandang dan potensi kerusakan pada pesawat. Keputusan ini dibuat demi keselamatan penerbangan dan untuk mencegah risiko kecelakaan yang disebabkan oleh partikel abu vulkanik yang terbang di udara.
Penutupan Bandara Komodo langsung berdampak pada ribuan wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo, yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Banyak penerbangan yang terpaksa dibatalkan atau dialihkan, sementara wisatawan yang sudah berada di lokasi harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan penerbangan pengganti. Hal ini juga menambah beban pada industri perhotelan dan transportasi lokal yang bergantung pada kedatangan wisatawan.
Pemerintah dan otoritas terkait, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), segera melakukan langkah-langkah untuk memitigasi dampak erupsi ini. Tim gabungan sedang membersihkan abu vulkanik dari area bandara dan memantau aktivitas Gunung Lewotobi untuk menentukan kapan bandara dapat dibuka kembali. Pihak berwenang juga terus berkoordinasi dengan maskapai penerbangan untuk memberikan informasi yang jelas kepada penumpang terkait pengaturan ulang penerbangan.
Meskipun erupsi ini menyebabkan gangguan signifikan, pihak berwenang menegaskan bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Mereka juga mengingatkan wisatawan dan masyarakat setempat untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi dari otoritas yang berwenang terkait dengan situasi ini. Dengan adanya penutupan sementara bandara, diharapkan risiko keselamatan penerbangan dapat diminimalisir hingga kondisi membaik.
Gunung Lewotobi, yang terletak di Pulau Lembata, terus menunjukkan aktivitas vulkanik. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan erupsi lanjutan dan mengikuti perkembangan informasi dari BNPB dan otoritas setempat.