
bestmedia.id – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mendorong perusahaan aplikasi transportasi daring, seperti Grab dan Gojek, untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudi. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kesejahteraan para driver yang selama ini bekerja tanpa kepastian terkait hak-hak pekerja seperti yang diterima oleh karyawan tetap.
Kemenaker: THR untuk Mitra Driver adalah Bentuk Kepedulian
Kemenaker menegaskan bahwa meskipun mitra pengemudi bekerja dalam sistem kemitraan, aplikator tetap perlu mempertimbangkan aspek kesejahteraan mereka. THR dinilai sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mitra dalam menjaga keberlanjutan layanan transportasi daring.
“Kami ingin aplikator memiliki kepedulian terhadap mitra pengemudi, terutama dalam memberikan THR sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka sepanjang tahun,” ujar salah satu pejabat Kemenaker.
Kemenaker juga membuka kemungkinan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan pihak aplikator guna mencari solusi terbaik yang tidak membebani perusahaan, tetapi tetap memberikan manfaat bagi mitra pengemudi.
Respons Grab dan Gojek
Menanggapi pernyataan Kemenaker, baik Grab maupun Gojek memberikan tanggapan yang cukup hati-hati terkait permintaan pemberian THR kepada mitra pengemudi mereka.
- Grab
Grab menyatakan bahwa mereka memiliki berbagai program kesejahteraan bagi mitra pengemudi, termasuk bonus berbasis performa dan insentif khusus. Namun, mereka juga menegaskan bahwa mitra driver bukanlah karyawan tetap, sehingga kebijakan THR tidak secara langsung berlaku dalam hubungan kemitraan ini.”Kami selalu berusaha memberikan manfaat terbaik bagi mitra pengemudi, baik melalui bonus maupun program dukungan lainnya. Namun, skema pemberian THR perlu dikaji lebih lanjut mengingat status kemitraan yang berlaku,” kata perwakilan Grab. - Gojek
Gojek menekankan bahwa mereka telah memiliki berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi, seperti program insentif dan bantuan lainnya. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa dalam sistem kemitraan, ada perbedaan antara pekerja tetap dan mitra, sehingga regulasi mengenai THR belum sepenuhnya mengikat mereka.”Kami memahami pentingnya kesejahteraan mitra, dan kami terus menghadirkan berbagai bentuk dukungan untuk mereka. Kami akan mengevaluasi lebih lanjut terkait rekomendasi Kemenaker ini,” ujar pihak Gojek.
Mitra Pengemudi Berharap THR Dapat Direalisasikan
Banyak mitra pengemudi menyambut baik dorongan Kemenaker terkait pemberian THR dari aplikator. Mereka menganggap THR sebagai tambahan yang dapat meringankan beban ekonomi, terutama menjelang hari raya.
“Saya sudah mengemudi untuk aplikasi ini selama bertahun-tahun. Harapannya, ada bentuk apresiasi seperti THR yang bisa membantu kami dalam menghadapi Lebaran,” ujar salah satu mitra pengemudi.
Namun, ada juga yang meragukan apakah aplikator akan benar-benar memberikan THR, mengingat selama ini mereka tetap mempertahankan skema kemitraan yang membedakan mereka dari karyawan tetap.
Kesimpulan
Permintaan Kemenaker agar aplikator memberikan THR kepada mitra pengemudi masih menjadi perdebatan. Grab dan Gojek belum memberikan keputusan final terkait kebijakan ini, tetapi mereka tetap membuka kemungkinan untuk mengevaluasi lebih lanjut.
Dengan adanya diskusi antara pemerintah, aplikator, dan mitra pengemudi, diharapkan solusi terbaik dapat ditemukan guna meningkatkan kesejahteraan mitra tanpa mengganggu model bisnis yang sudah berjalan.